Translate

Sunday, December 19, 2010

Pengertian Bahasa (the meaning of languge)


Santrock dan Yussen mengidentifikasikan bahasa sebagai berikut;
1. Words, setiap bahasa mempunyai kata-kata (words). Kata-kata merujuk pada objek-objek, orang ,kejadian dll.
2. Sequencing, merupakan karakteristik yang dikehendaki dalam suatu bahasa.
3. Infinitife generativity, merupakan suatu kemampuan individu dalam menghasilkan sejumlah kalimat bermakna yang terbatas dalam menggunakan suatu himpunan kata dan aturan yang terbatas sehingga menjadi bahasa yang sangat kreatif.
4. Displacement, merupakan penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan informasi tentang sesuatu tempat dan waktu yang lain.
5. Rule systems (grammar atau tatabahasa), merupakan aspek yang sangat penting sebagai karakteristik suatu bahasa.
Wujud bahasa yang ada sungguh bervariasi, contoh: bahasa jawa, bahasa betawi dll. Namun setiap bahasa memiliki karakteristik bervariasi, dan setiap bahasa memiliki karakteristik yang umum. Urutan kata-kata merupakan karakteristik yang dikehendaki dalam suatu bahasa.
Bahasa dapat diartikan sebagai suatu system symbol dan urutan kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pengertian bahasa menurut beberapa ahli ada banyak sekali, namun secara keseluruhan, bahasa adalah suatu kode atau system symbol dan urutan kata-kata yang diterima secara konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi melalui penggunaan symbol-simbol yang di sepakati dan kombinasi symbol-simbol yang di atur oleh ketentuan yang ada. Pada dasarnya, bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara melainkan juga dapat di wujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuhnya.
KOMPONEN BAHASA
Form (bentuk) yang meliputi:
a. Morfologi, berkenaan dengan organisasi kata kata secara internal. Kata terdiri dari satu unit atau lebih dari satu unit yang disebut morfem. Morfem adalah unit grammatical yang paling kecil dan tidak dapat di bagi lagi. Misalnya, mobil, kursi,meja, dll. Tempo perkembangan ditandai dengan peningkatan panjang ucapan, yang diukur dalam morfem. Panjang ucapan, mean length of Utterance (MLU) adalah alat ramalan kompleks bahasa pada anak yang berbahasa Inggeris. MLU sangat erat berhubungan dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk perkembangan bahasa.
b. Sintaksis, yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu.
c. Fonologi, adalah aspek bahasa yang berkenaan dengan ketentuan yang mengatur struktur, distribusi,dan urutan bunyi ucapan dan bentuk-bentuk ucapan.ketentuan finologis mengatur distribusi dan pengukuran fonem. Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode bahasa. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses konstruksi suku kata yang terdiri dari gabungan vokal dan konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokal-konsonan (KVK). Proses lainnya berkaitan dengan asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi dan produksi suara.
d. Semantic, mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
Bahasa Sebagai Warisan Biologis dan Lingkungan
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain sebagau berikut.
1. Faktor Biologis
Ø Evolusi Biologis, berkenaan dengan evolusi biologis, otak, sistem syaraf dan sistem vokal berubah selama beratus-ratus ribu tahun sehingga diperkirakan manusia mendapat bahasa bervariasi selama beribu tahun yang lalu.
Ø Ikatan Bilogis, anak-anak dilahirkan di dunia dilengkapi dengan alat pemerolehan bahasa (language acquisition device=LAD) yaitu ikatan biologis yang memungkinkan anak mendeteksi bahasa tertentu. LAD merupakan suatu kemampuan gramatikal yang dibawa sejak lahir yang mendasari semua bahasa manusia.
Ø Peranan Otak dalam Perkembangan Bahasa, berdasarkan hasil penelitian Gazzaniaga dan Sperry (Santrock & Yussen), proses bahasa itu dikontrol oleh belahan otak sebelah kiri. Jadi apabila seseorang mengalami gangguan otak kiri, dia akan sulit untuk melakukan perkembangan bahasa. Tanya kenapa??? Karena pada otak kiri terdapat suatu area yang bernama “wernick’s area”, fungsinya untuk pemahaman bahasa. Apabila kerusakan otak pada seseorang terjadi pada area ini akan sering timbul ocehan-ocehan atau pembicaraan yang tidak berarti.
Ø Apakah Binatang Memiliki Bahasa?, beberapa binatang mempunyai sistem komunikasi yang menakjubkan dan sederhana, serta komunikasinya adaptif dalam memberikan tanda bahaya, memberikan tanda ada makanan dan memberi tanda karena adanya kebutuhan seksual.
Ø Periode Kritis Belajar Bahasa, pada usia sebelum 12 tahun sangat memungkinkan berkembangnya kemahiran bahsa seseorang. Mengajarkan bahasa pada anak harus dari usia dini, dengan memperhatikan faktor biologis dan faktor lingkungan.
2. Faktor Lingkungan, beberapa hal yang penting dalam perkembangan bahasa yaitu perubahan kultural dan konteks sosiokultural bahasa, dukungan terhadap bahasa dan pandangan behavioral.
§ Perubahan Kultural dan Konteks Sosiokultural Bahasa
Kekuatan sosial membuat manusia untuk lebih mengembangkan cara berkomunikasi dengan orang lain. Konteks sosiokultural memainkan suatu peranan penting dalam perkembangan bahasa akhir-akhir ini. Vygotsky mengemukakan bahwa peranan orang dewasa sangat penting untuk membantu perkembangan bahasa anak. Brunner juga menekankan bahwa orang dewasa atau orang tua sangat penting unutk mengembangkan komunikasi anak . Jadi, peran orang tua, atau guru dalam perkembangan bahasa anak cukup besar.
§ Dukungan Sosial untuk Perkembangan Bahasa
a) Motherese, cara seorang ibu berkomunikasi dengan bayi, dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana. Motherese mempunyai peranan penting dalam mempermudah perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
b) Recastin, membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara berbeda.
c) Echoing, mengulangi apa yang akan dikatakan kepada kita,
d) Expanding, menyatakan kembali apa yang anak telah katakan kepada kita dengan linguistik yang lebih baik.
Orang tua dan guru merupakan komponen penting dalam perkembangan bahasa anak, karena mereka berperan sebagai model bahasa dan pengoreksi atas kesalahan anak.
3. Pandangan Behavioral
Para ahli menyakini bahwa bahasa anak itu diperoleh dari proses belajar pengukuhan ( Skinner, 1957) dan imitasi ( Bandura, 19977). Mekanisme pengukuhan dan imitasi tidak dapat menjelaskan secara sempurna ucapan anak. Roger Brown dan Noam Chomsky, mengemukakan bahwa pengukuhan dan imitasi tidaklah terlalu bertanggung jawab dalam perkembangan bahasa namun dunia sosiokulturallah yang dilalui anak dalam belajar bahasa.
Kedua teori tersebut tidak dapt dikeatahui nilai kebenarannya, karena faktor biologis maupun pengalaman saling bekerja sama dalam menghasilkan perkembangan bahasa yang optimal.
Peran Kognisi dalam Perkembangan Bahasa
Santrock dan Yusen (1992), menegaskan bahwa tuntutan dasar teori kognitif adalah intelegensi anak yang tumbuh dan keinginan untuk mengekspresikan maksud bersama-sama dengan masukan bahasa dari orang tua, mendorong pemerolehan bahasa. Fokus pandangan kognitif lebih pada tingkat semantik dan pragamatik bahasa dibandingkan tingkat sintaksis, morpologis, dan fonologis.
Bukti pandangan kognitif adalah ungkapan anak pada usia dini nampak menunjukkan pengetahuan kategori semantik, daripada kategori linguistic. Bukti lainnya diperoleh melalui studi terhadap anak-anak tuna rungu. Beberapa dari mereka tidak memiliki komentar baik terhadap bahasa tertulis maupun terhadap bahasa isyarat. Selama bahasa lisan itu tidak meninggalkan bekas fisik, maka usia bahasa manusia itu sulit ditentukan. Namun menurut beberapa perkiraan bahwa bahasa berkembang dari 10.000 sampai dengan100.000 tahun yang lalu. Berdasarkan perspektif evolusionair, kognisi itu jauh lebih tua dari bahasa manusia. Begitu pentingnya hubungan antara bahasa dengan kognisi, sehingga terdapat rumusan kalimat hikmat, yaitu bahasa adalah pakaian pikiran.
Tahap Perkembangan Bahasa Anak
a. Perkembangan Bahasa Usia Bayi
Ucapan bayi pertama kali terjadi pada usia 10 sampai 6 bulan, ada juga bayi yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu. Sebelum mengucapkan kata-kata, mereka membuat celotehan atau ocehan dengan ucapan: baa, maa, paa, dsb. Hal ini terjadi pada usia sekitar 3 sampai 6 bulan. Celotehan ini ditentukan oleh kematangan biologis, bukan pengukuhan atau kemampuan mendengar. Kejadian inipun terjadi pada anak tuna rungu.
Tujuan komunikasi pada usia dini adalah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang berada di lingkungan. Kata-kata pertama anak yang muncul diantaranya meliputi: nama orang penting (mama), binatang, kendaraan, permainan, makanan, bagian tubuh, benda-benda di sekitarnya atau ucapan selamat. Sulit menerjemahkan satu kata yang diucapkan seorang karena dapat timbul kemungkinan satu kata mengandung arti satu kalimat karena keterampilan kognitif dan linguistic yang terbatas yang sering dikenal dengan holophrase hypothese, yang artinya teori yang menganggap bahwa suatu kata tunggal digunakan untuk menjelaskan suatu kalimat sempurna. Anak mulai mengucapkan pernyataan dengan 2 kata pada usia 18-24 bulan. Pembicaraan telegrapik adalah penggunaan kata-kata yang pendek dan tepat untuk berkomunikasi, yang di karakteristikan dengan ungkapan anak-anak.
b. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, perubahan bahasa pada anak usia dini, antara lain:
1. berkenaan dengan fonologi, beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan (misalnya, huruf S, T, R, seperti kata strika ).
2. berkenaan dengan morfologi, pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata setiap kalimatnya.
3. berkenaan dengan sintaksi, anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat ditemukan pada tingkat sintaksis.
4. berkenaan dengan semantic, begitu sudah mampu menggunakan kalimat lebih dari kata, anak-anak sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepatnya.
c. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
Robert E. Owens (1996), mengatakan bahwa usia-usia sekolah adalah periode yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa. Usia sekolah dikarakteristikan dengan pertumbuhan dalam semua aspek bahasa. Perkembangan pragmatic dan semantic nampak sangat lazim dalam perkembangan bahsa anak usia dini.
Ringkasan Perkembangan Pragmatik dan Semantik Usia Sekolah
1. Usia 5 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan
2. Mengulang untuk perbaikan
3. Mulai untuk menggunakan topik tentang gender
2. Usia 6 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengulang dengan cara elaborasi untuk pembetulan
2. Menggunakan kata-kata keterangan
3. Usia 7 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Menggunakan dan memahami sebagian besar istilah deintik
2. Membuat plot-plot naratif yang mempunyai pengantar, akhir persoalan dan resolusi.
Serta mengalami perkembangan semantik, diantaranya:
1. Menggunakan kiri atau kanan ,belakang atau depan.
2. Berubahdari kata tunggal ke jamak.
4. Usia 8 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengenal makna yang non literal dalam bentuk permintaan langsung.
2. Mulai dengan mempertimbangkan maksud-maksud lainnya.
5. Usia 9 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, yaitu memelihara topic malalui beberapa perubahan.
Secara keseluruhan perkembangan bahasa itu lambat, tetapi perbedaan individu sangat besar karena pengalaman tiap individu.
1) Perkembangan Pragmatik, selama usia sekolah, prosese kognitif non egocentrisme dan decentration maningkat dan terjadi kombinasi sehingga anak dimungkinkan menjadi komunikator yang lebih efektif. Nonegocentrisme adalah kemampuan untuk memahami pandangan orang lain, sedangkan decentartion adalah proses bergerak dari diskripsi objek dan kejadian yang laku dan percakapan. Dua aspek penting dalam penggunaan bahasa yaitu narasi dan percakapan. Contoh narasi antara lain: recounts, eventcast, accounts dan cerita fiksi.
2) Perkembangan Semantik, selama masa sekolah individu meningkatkan jumlah perbendaharaan dan spesifikasi defansi. Pada masa ini mereka ingin manifestasikan rasa ingin tahunya, keseluruhan proses pertumbuhan semantic yang bermutu pada tahun awal sekolah itu dikaitkan dengan keseluruhan perubahan kognitif (Robert E. Owens (1996))
3) Perkembangan Sintaksis dan Morpologik, perkembangan bahasa pada usia sekolah atas pengembangan sintaksis yang ada dan pemerolehan bentuk-bentuk secra simultan. Secara berulang dan berkelanjutan anak-anak mengembangkan kalimat dengan mengelaborasikan kata benda dan kata kerja. Secara hipotitik, perkembangan morpologi pada anak kelas awal SD dapat ditandai dengan penggunaan kata imbuhan, awalan berikutnya berkembang ke penggunaan akhiran dan yang terakhir penggunaan sisipan.
d. Perkembangan Membaca dan Menulis, mwmbaca adalah sintesa jaringan tindakan perceptual dan kognitif yang komplek. Umumnya, penulis yang baik adalah pembaca yag baik pula dan sebaliknya.
Implikasi bagi Kegiatan Belajar Mengajar
  1. ciptakan KBM yang efektif agar perkembangan bahasa anak dapat berjalan secara optimal.
  2. Gunakan bahasa yang komunikatif agar semua pihak terlibat dalam interaksi belajar mengajar yang dapat berperan secara aktif dan produktif.
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini karena lingkungan kondusif dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk perkembangan bahasa pada saatnya, akan berdampak sangat positif terhadap perkembangan bahasa anak, tidak hanya sebagai pengguna bahasa yang pasif, melainkan juga dapat menjadi pengguna bahasa yang aktif.


s

No comments:

Post a Comment

Please leave your comment and follow this blog if you like this posting....